Monday, December 5, 2011

Dalam Dekapan Ukhuwah


Kubaca Firman Persaudaraan

Ketika kubaca firman-Nya, “sungguh tiap mukmin bersaudara”. Aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan. Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman.

Aku ingat pertemuan pertama kita, Akhi sayang. Dalam dua detik, dua detik saja. Aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan. Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra. Dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat. Meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat.

Ya, kubaca lagi firman-Nya, “sungguh tiap mukmin bersaudara”. Aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan.

Karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh. Saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan. Saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai. Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita. Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil. Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja. Tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping.

Kubaca firman persaudaraan Akhi sayang. Dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan; “para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain… Kecuali orang-orang yang bertaqwa

Hmmm, bagian ini. Bagian ini yang paling kurasakan sangat tajam, langsung menghunjam ke hati. Tanyakan pada hati, benarkah demikian? Biarlah hati yang menjawabnya.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara”

(QS Al Hujurat: 10)

No comments:

Post a Comment